Yogyakarta - Latar belakang diluncurkannya program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) oleh Direktorat Belmawa, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud sebagai upaya mempercepat dan mendukung pencapaian program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM ) dan mempersiapkan mahasiswa melalui pembelajaran yang merepresentasikan dunia industri yang sedang tren. Tujuan program KMMI adalah melahirkan lulusan yang siap bersaing di tengah tantangan dunia yang semakin kompleks dan mengantarkan Indonesia menjadi Indonesia Emas pada tahun 2045.
Menurut Heri Abi Burachman Hakim, SIP., MIP., sesuai tujuan dari program KMMI 2021 ini, yaitu untuk mempersiapkan mahasiswa melalui pembelajaran yang mempresentasikan dunia industri, ISI Yogyakarta mengajukan sepuluh program kursus. Dari kesepuluh kursus, lolos tiga kursus: (1) Virtual Performing Arts, (2) Performing Arts Organizer, dan (3) Digitalpreneur pada Bisnis Konten.
"Urgensi dari kursus Virtual Performing Arts adalah adaptasi dari situasi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak Maret 2020. Menjaga jarak dan di rumah saja mengharuskan semua kegiatan dilakukan secara daring atau terhubung dengan internet. Maka ‘virtual performing art’ atau pertunjukan seni virtual dipilih menjadi media ekspresi utama bagi pelaku seni di tengah wabah yang masih berlangsung hingga saat ini," katanya melalui rilis yang diterima hari ini (10/8/2021).
Dikatakannya, pelatihan/kursus Virtual Performing Art memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam merancang dan melakukan pembuatan atau pertunjukan karya seni secara virtual, yang akan disampaikan oleh tenaga pengajar dari Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Yogyakarta bekerja sama dengan praktisi di luar kampus, yaitu Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Kursus performing arts organizer memberikan sebuah konsep dan implementasi aritmatika fuzzy logic berupa pengetahuan, analisis, dan keterampilan kepada mahasiswa berkaitan dengan seni pertunjukan berbasis spirit colaboration. Aritmatika fuzzy logic merupakan sebuah konsep berpikir berdasarkan nilai, tanggung jawab, dan etika dengan prinsip memetakan suatu ruang input atau bagian-bagian secara integrasi sehingga melahirkan output atau wujud berupa pertunjukan yang berkualitas melalui sumber daya manusia dengan teknologi.
Masih kata dia, pengetahuan yang didapatkan setiap peserta diharapkan mampu membekali mahasiswa dalam merancang, mengorganisasi, dan ‘menjual’ suatu produk karya seni pertunjukan yang relevan dengan kebutuhan pasar dan menerapkan paradigma seni pertunjukan sehingga mampu memberikan kualitas SDM dan produk performing arts yang baik. Materi yang ada dalam performing arts organizer yang terbagi menjadi empat tema besar disampaikan oleh para pengajar yang berkompeten dan ahli pada bidangnya serta memiliki banyak pengalaman dalam bidang pengelolaan serta penyelenggaraan seni pertunjukan. Hal lain yang berbeda dari kursus-kursus lain di bidang organizer adalah bahwa kursus ini “mencoba mengelaborasi nilai-nilai sainsteks lokal jenius berbasis seni” dalam setiap materi yang disampaikan kepada peserta.
Kursus Digitalpreneur pada Bisnis Konten memberi perspektif jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa dengan kompetensi utama bidang seni media rekam maupun kompetensi bidang lainnya, khususnya bagi mahasiswa yang mempunyai minat mengelola bisnis konten digital. Melalui kursus ini diharapkan mahasiswa mampu memanfaatkan keahlian di bidang film, video, fotografi, dan animasi sebagai peluang bisnis konten pada ekosistem media digital berbasis internet, mampu memanfaatkan ragam platform digital sebagai media distribusi konten yang mendatangkan dampak ekonomi, mampu membuat dan mengelola konten digital baik secara kreatif maupun sebagai bisnis, memiliki kemampuan komunikasi persuasif dan mampu mengembangkan diri sebagai individu maupun tim dalam dunia industri konten digital.
Sementara menurut Koordinator penyelenggara KMMI ISI Yogyakarta, Ika Yulianti, S.ST., M.Sn. peserta yang mengikuti kursus berjumlah 394. Jumlah peserta tersebut terdiri dari 309 mahasiswa ISI Yogyakarta dan 85 merupakan mahasiswa yang berasal dari luar ISI Yogyakarta. Peserta yang berasal dari perguruan tinggi lain berasal dari 45 perguruan tinggi. Informasi tersebut diperoleh dari laporan yang disampaikan Ika Yulianti, S.ST., M.Sn disaat acara Pembukaan KMMI 2021 ISI Yogyakarta, Senin, 9 Agustus 2021. KMMI ISI Yogyakarta ini, dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum. selaku Rektor ISI Yogyakarta. | red