Bupati Lampung Timur Membuka Pelatihan Sulam Tapis


Lampung Timur --
Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo membuka pelatihan Sulam Tapis, di Sekampung Udik, Lampung Timur, Rabu (3/11/2021).
Dalam sambutannya, Dawam menjelaskan setias daerah di Indonesia mempunyai kain tradisional, yang masing-masing mempunyai ciri khas atau keunikan tersendiri, begitu juga kain tapis tradisional Lampung, yang merupakan warisan secara turun-temurun dari nenek moyang, yang harus kita lestarikan.

"Tapis merupakan kain khas Lampung, yang terbuat dari tenunan benang kapas, dengan berbagai motif dari benang perak atau benang emas, dengan sistem sulam atau disebut cucuk oleh masyarakat," jelas Dawam.

Bagi orang Lampung, Lanjutnya, kain tapis merupakan salah satu kerajinan seni, yang bermakna untuk menyelaraskan kehidupan pada lingkungan, dan kepada Tuhan Sang Pencipta Alam. Kain yang telah disulam atau ditutupi benang, juga dimaknai sebagai simbol pelindung bagi penggunanya, dari setiap hal-hal kotor dalam kehidupan.

"Seperti halnya kerajinan tenun atau batik lainnya, kerajinan Tapis dalam proses pembuatannya, dibutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi," jelasnya.

Tapis memiliki berbagai motif dan tidak asal cantik saja, namun ada pesan di dalamnya. Seperti motif tajuk ayun yang mengandung makna bahwa hidup itu bersifat dinamis, sehingga harus luwes dalam mengikuti perkembangan zaman.

Motif sasap berarti penuh atau padat, mengandung makna ilmu yang bermanfaat lahir batin, sesuai ketentuan agama atau kepercayaan yang dianut. 

Sedangkan wajik atau belah ketupat, bermakna kemana pun arah tujuan, haruslah menuju pada kebaikan.

"Dilihat dari hal tersebut, kain tapis dapat dikatakan menunjukkan suatu ketelitian dan kesabaran, sehingga dapat menghasilkan karya seni yang indah, dan memuat nilai budaya serta sejarah perkembangan masyarakat," terangnya.

Dengan makna yang terkandung tersebut, sehingga kain tapis memiliki nilai jual yang tinggi. Kain Tapis tidak hanya dipakai orang Lampung untuk acara adat, akan tetapi saat ini mulai diaplikasikan dalam berbagai ragam fashion, sehingga kain tapis sudah dikenal dalam even bertaraf Nasional maupun Internasional, yang dikenalkan para desainer Indonesia dalam even-even besar, dengan mengolah kain tapis, dalam balutan busana casual, semi formal dan formal.

Melalui kegiatan pelatihan ini, Dawam berharap dapat menjadi sarana pengenalan kebudayaan khas Lampung, agar masyarakat tidak melupakan kekayaan budaya warisan Lampung, dan merupakan kesempatan bagi para peserta untuk berlatih sulam tapis Lampung, di tengah kemajuan teknologi saat ini, dengan tidak melupakan kekayaan khas Lampung. [Sur]

Post a Comment

Silahkan Tulis Komentar Anda

Lebih baru Lebih lama