Satreskrim Polres Cilegon Amankan Pelaku yang Diduga Melakukan pencabulan terhadap anak dibawah umur

Ilustrasi.
GK, Cilegon- Pada hari Minggu tanggal 23 Oktober 2022 jam 14.00 Wib,disebuah Kontarakan di Kecamatan Cilegon Kota Cilegon telah terjadi dugaan tindak pidana persetubuhan dan perbuatan cabul anak dibawah umur.Rabu,26/10/22

Cilegon  - Kapolres Cilegon Polda Banten AKBP Eko Tjahyo Untoro melalui kasat Reskrim polres Cilegon Polda Banten AKP Mochmad Nandar membenarkan bahwa satuan reserse kriminal Polres Cilegon Polda Banten
Telah mengamankan seorang pelaku Pencabulan terhadap anak di bawah umur.Pelaku dengan inisial AMR (61)

Nandar" mengatakan awal mula kejadian Berawal dari pelapor TM yang khawatir anaknya melati (6) Belum juga Pulang, kemudian mencoba mencari ke tetangga, dan disampaikan oleh tetangga pelapor bahwa anaknya berada di Rumah Pelaku AMR (61) yang merupakan seorang Marbot masjid,di Kecamatan Cilegon Kota Cilegon, dan setelah di panggil dari depan rumah pelaku AMR (61),korban Melati(6) keluar dengan temannya Bunga (6 Thn), Setelah itu pelapor membawa kedua korban kerumah kemudian Bunga (6) menceritakan bahwa mereka berdua diperintahkan oleh pelaku AMR (61) untuk membuka celana dengan di iming iming akan dikasih uang, kemudian kedua korban sempat menolak namun akhirnya mengikuti perintah pelaku AMR (61) dan diberitahu untuk tidak meneceritakan ke siapa pun setelah mengetahui cerita tersebut pelapor TM yang merupakan ibu korban melaporkan kejadian tersebut ke Satreskrim Polres Cilegon Polda Banten.

Tidak menunggu lama kasat Reskrim Polres Cilegon Polda Banten  AKP M.Nandar memerintahkan kanit PPA  
IPDA Yofan Bachdar bersama anggotanya AIPDA Sambang,AIPDA Jimmy,BRIGADIR David,BRIPTU Desy 
BRIPTU Yashinta,BRIPTU Mulyohadi
untuk melakukan  penangkapan kepada terlapor pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2022 dirumah  terlapor. telah diamankan oleh Satreskrim Polres Cilegon Polda Banten untuk korban telah dilakukan pendampingan oleh dinas UPTDPPA Cilegon.

M.Nandar menegaskan terhadap pelaku AMR (61) diduga melakukan persetubuhan dan Pencabulan terhadap anak dibawah umur sebagaimana dimaksud dalam pasal 81 dan 82 Undang-undang RI No. 17 tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 01 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang RI No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang   RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak."tutupnya. [Rls/ Icha] 

Post a Comment

Silahkan Tulis Komentar Anda

Lebih baru Lebih lama