GK, Lampung – Pada hari Selasa, 5 November 2024, Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan kegiatan "Mengajar Dosen Tamu" dengan tema "Integrasi Artificial Intelligence dalam Pendidikan Kimia". Acara ini menghadirkan narasumber ahli, Dr. Munzil, S.Pd., M.Si., dari Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang, yang berbagi wawasan mengenai peran dan penerapan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam pembelajaran kimia.
Acara ini dibuka oleh Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila yang diwakili oleh Sekretaris Jurusan, Dr. Dina Maulina, M.Si. Dalam sambutannya, Dr. Dina menyampaikan harapan bahwa kehadiran Dr. Munzil dapat memberikan wawasan baru dan menginspirasi dosen serta mahasiswa untuk lebih mengoptimalkan teknologi dalam proses pembelajaran. Menurutnya, pemanfaatan AI akan semakin penting dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang kimia, untuk memudahkan pemahaman dan mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif.
Ketua Program Studi S1 Pendidikan Kimia, Dr. M. Setyarini, M.Si., juga memberikan sambutan yang hangat. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan menyambut baik kegiatan seperti ini yang melibatkan ahli dari universitas lain. Menurutnya, kolaborasi akademis ini diharapkan dapat memperkaya perspektif dan keterampilan baik bagi dosen maupun mahasiswa dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21.
Acara ini dilaksanakan secara hybrid, baik daring melalui Zoom Meeting maupun secara luring di kampus FKIP Unila, dengan diikuti oleh seluruh dosen dan mahasiswa FKIP Unila, serta terbuka untuk umum. Moderator acara, Dr. Bayu Saputra, S.Pd., M.Pd., Dosen Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Unila, mengarahkan jalannya diskusi dan memastikan peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang materi yang disampaikan.
Acara "Mengajar Dosen Tamu" ini juga menyoroti berbagai aplikasi AI yang relevan dalam pembelajaran kimia. Dr. Munzil menjelaskan bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk menganalisis data eksperimen secara lebih efisien, mendukung visualisasi konsep kimia kompleks, serta menyediakan umpan balik otomatis pada latihan atau kuis yang diberikan kepada mahasiswa.
Lebih jauh lagi, dalam diskusi tersebut, Dr. Munzil membahas tantangan serta etika penggunaan AI dalam pendidikan. Meskipun AI menawarkan berbagai manfaat, penggunaannya dalam pendidikan harus tetap mempertimbangkan aspek etika dan kualitas interaksi manusia. Teknologi tidak sepenuhnya menggantikan peran pendidik, namun berfungsi sebagai alat pendukung yang memperkaya pengalaman belajar.
Dalam sesi tanya jawab, beberapa mahasiswa dan dosen tertarik mendiskusikan potensi AI untuk mengurangi beban administrasi dan membantu dosen dalam menilai hasil belajar. Dr. Munzil menjelaskan bahwa AI dapat digunakan untuk mengoreksi tugas atau kuis berbasis pilihan ganda dan menyediakan umpan balik otomatis. Dosen juga dapat memanfaatkan sistem AI untuk menganalisis tingkat pemahaman kelas terhadap materi, sehingga materi yang kurang dipahami dapat dibahas lebih mendalam.
Kegiatan ini berjalan lancar dan interaktif, di mana peserta aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dengan Dr. Munzil. Melalui diskusi ini, peserta mendapatkan wawasan baru mengenai bagaimana AI dapat diintegrasikan dalam pembelajaran kimia untuk meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran serta wawasan bahwa AI bukan hanya alat tambahan, tetapi juga sebagai rekan dalam pengajaran, yang memperkaya proses pembelajaran.
Melalui acara ini, diharapkan para dosen dan mahasiswa dapat lebih siap mengintegrasikan teknologi AI secara bijak dalam pembelajaran kimia, menciptakan proses pengajaran yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan generasi muda di era digital.(red)