GK, Lampung Barat - Sebuah video perundungan yang berdurasi 29 detik viral di media sosial dan menjadi gimik di masyarakat. Video itu memperlihatkan aksi diduga bullying yang terjadi di SMP Negeri 1 Sukau, Kabupaten Lampung Barat. Rabu, 22 Januari 2025.
Dalam video itu, tampak sekelompok anak perempuan mengenakan seragam sekolah tengah mengelilingi seorang anak perempuan sembari mengeluarkan kata kasar dengan bahasa khas daerah Lampung.
Kejadian yang sangat memprihatinkan itu menjadi sorotan bagi masyarakat sekitar dan mencoreng nama Sekolah. Korban yang mengenakan seragam putih-biru tampak mendapat perlakuan kasar seperti pemukulan dan perkataan tak senonoh oleh beberapa anak perempuan lainnya yang menjadi pelaku perundungan dalam video itu.
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sukau, Rustam Effendy saat dijumpai mengaku telah mendapati video tersebut sejak hari Minggu (19 Januari 2025) lalu, dan ia telah memanggil kedua belah pihak berikut wali muridnya.
"Kami baru tahu video itu pada hari Minggu kemarin, dan kami juga telah memanggil anak yang terlibat dalam video. Dari situ terungkap bahwa kejadian itu berlangsung pada bulan Agustus tahun lalu, dan itu terjadi saat jam pulang sekolah. Kejadiannya pun di SDN 1 Buay Nyerupa depan sini," ungkap Rustam Effendy.
Rustam Effendy juga menyampaikan bahwa pihaknya akan memfasilitasi untuk kedua belah pihak, baik anak yang terlibat maupun wali murid untuk melakuk mediasi secara kekeluargaan.
"Rencananya Sabtu nanti kita akan memfasilitasi orang tua dari pada si pelaku dan korban melakukan mediasi secara kekeluargaan di Sekolah ini," ungkap Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Sukau.
Wakil Kepala Sekolah itu juga menegaskan bahwa akan memberikan sanksi tegas kepada ke empat anak yang diduga terlibat sebagai pelaku bullying/perundungan.
"Seperti dalam video itu kan cuma 4 anak yang jadi pelaku utama, yang lainnya hanya melihat. Dan untuk ke 4 anak ini kita akan sarankan untuk mencari lingkungan baru atau kata lain akan kita keluarkan dari sekolah ini dengan alasan pertama untuk menghilangkan traumatik kekorban karena jika bertemu terus otomatis akan membuat korban merasa ketakutan," tegas Rustam Effendy. (Red)