GK, BANDARLAMPUNG — Optimisme masyarakat Lampung terhadap kinerja perekonomian pada Februari 2025 terpantau tetap kuat. Hal ini tercermin dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung, yang menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada pada angka 130,17, yang menunjukkan level optimis (>100). Optimisme konsumen di Provinsi Lampung ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan IKK Nasional pada periode yang sama, yaitu 126,40.
Kinerja IKK Provinsi Lampung yang tetap kuat didorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), yang mencerminkan persepsi konsumen terhadap kondisi perekonomian. Pada Februari 2025, IKE Provinsi Lampung tercatat sebesar 119,00, lebih tinggi dibandingkan dengan IKE nasional yang sebesar 114,20. Optimisme ini didukung oleh persepsi positif masyarakat terhadap beberapa komponen, seperti penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan konsumsi barang tahan lama yang membentuk IKE.
Pada Februari 2025, sebanyak 41,00% responden melaporkan bahwa penghasilan mereka meningkat, sementara 50,50% responden menyatakan bahwa penghasilan mereka stabil dibandingkan enam bulan lalu. Selain itu, 28,50% responden merasa bahwa ketersediaan lapangan kerja juga meningkat dibandingkan enam bulan sebelumnya. Lebih lanjut, 25,50% responden menginformasikan bahwa konsumsi barang tahan lama (durable goods) mereka cenderung lebih tinggi dibandingkan periode Agustus 2024.
Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), yang mencerminkan persepsi konsumen terhadap kinerja perekonomian enam bulan ke depan (Agustus 2025), tetap berada pada level optimis. Pada Februari 2025, IEK Provinsi Lampung tercatat sebesar 141,33, lebih tinggi dibandingkan dengan IEK nasional yang sebesar 138,70. Optimisme ini didorong oleh perkiraan positif terhadap kondisi usaha dan lapangan kerja. Sebanyak 49,50% responden memperkirakan bahwa kegiatan usaha secara umum akan membaik dan lapangan pekerjaan akan meningkat dalam enam bulan ke depan. Selain itu, 47,50% responden juga memprediksi bahwa penghasilan akan meningkat, seiring dengan adanya peningkatan gaji/upah dan omzet usaha.(*)